GEDE PUTRA ADNYANA: BARBAGI UNTUK SALING MENGERTI DAN MEMAHAMI DEMI KEMULIAAN SEMUA MAKHLUK

Karakteristik Gunung Batur Dan Upaya Sosialisasi kepada Masyarakat (Proposal Penelitian Karya Wisata dan Dharma Yatra SMAN 1 Banjar 2010)

I.         Peneliti (Kelompok-15, Kelas XII-IPS)
Ketua            : Komang adi arta
Sektretaris    : Kadek Dwi Yantini
Bendahara    :Luh Putu Ratna Sari
Anggota       : 1.Putu Ria Novriyanti
2. Komang Ariana
3. Komang Dede Ariawan
4. Made Dwi Ariawan
5. Kadek Edi Yudiartana
6.  Gede Sukartawan
7. Komang Tri Suadnyana
Pembimbing I  : Nengah Widiarta
Pembimbing II :Gede Putra Adnyana,S.Pd.             
II.      Judul Penelitian    
Karakteristik Gunung Batur Dan Upaya Sosialisasi kepada Masyarakat
III.   Lokasi Penelitian
Museum Vulkanologi gunung api batur.kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli.
IV.   PENDAHULUAN
4.1    Latar Belakang
Bali merupakan salah satu daerah tujuan wisata internasional yang sangat terkenal di dunia. Sektor kepariwisataan telah menjadi motor penggerak perekonomian dan pembangunan di Bali sejak tahun 1970-an. Oleh karena itu kepariwisataan merupakan bagian yang sangat erat dan tidak dapat dipisahkan lagi dalam kehidupan masyarakat dan pembangunan di Bali. Keindahan alam dan kebudayaan Bali yang unik dan beranekaragam yang dituntun atau berpedoman pada falsafah Hindu dan keindahan alam menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan, baik wisatawan manca negara, wisatawan domestik maupun wisatawan nusantara.
Untuk menjaga keberlanjutan pariwisata di Bali, Pembangunan pariwisata di Bali selalu berdasarkan pada penerapan konsep “Tri Hita Karana”. Konsep ini bertujuan untuk menyeimbangkan hubungan antara manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan manusia, dan hubungan manusia dengan alam. Diharapkan dengan keharmonisan ini, manusia (orang yang tinggal di Bali) dapat memperoleh manfaat dalam bentuk kesejastraan, kemakmuran, kebahagiaan dan kedamaian dalam hidupnya. salah satu sektor pariwisatanya adalah keindahan gunung api batur yang terdapat dikabupaten banggli,kecamatan kintamani.
Gunung batur merupakan sebuah gunung berapi aktif dikecamatan kintamani,kabupaten bangli,bali,indonesia.terletak dibarat laut gunung agung,gunung ini memiliki kaldera berukuran 13,8*10KM dan merupakan salah satu yang terbesar dan terindah didunia(van bemmelen).pematang kaldera tingginya berkisar antara 1267-2152 m (puncak G.Abang). didalam kaldera I terbentuk melingkar dengan garis tengah lebih kurang 7 km.dasar kaldera II terletak antara 120-300 m lebih rendah dari undak kintamani (dasar kaldera I).didalam kaldera tersebut terdapat danau yang terbentuk bulan sabit yang menempati bagian tenggara yang panjangnya sekitar 7,5 km, lebar maksimum 2,5 km,kelilingnya sekitar 22km dan luasnya sekitar 16km2 yang dinamakan Danau Batur. Kaldera gunung batur diperkirakan terbentuk akibat dua letusan besar, 29.300 dan 20.150 tahun yang lalu.
Gunung batur terdiri dari tiga kerucut gunung api dengan masing-masing kawahnya,batur I,batur II dan batur III. Gunung batur telah berkali-kali meletus.kegiatan letusan G. batur yang tercatat dalam sejarah dimulai sejak tahun 1804 dan letusan terakhir rejadi tahun 2000.sejak tahun 1804 hingga 2005,gunung batur telah meletus sebanyak 26 kali dan paling dahsyat terjadi tanggal 2 agustus 2005 berakhur 21 september 1926.letusan gunung batur itu membuat aliran lahar panas menimbun desa batur dan ulun danu batur.
4.2    Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas,maka dapat dirumuskan sebagai berikut:
1)   Bagaimana karakteristik gunung batur ditinjau dari sejarah letusan dan strukturnya?
2)   Bagaimana upaya sosialisasi dan antisipasi letusan gunung batur yang dilakukan museum vulkanologi gunung api batur?


4.3    Tujuan penelitian
Bertitik tolak dari rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai adalah sebagai berikut:
1)   untuk mengetahui karakteristik, sejarah dan struktur gunung batur.
2)   untuk mengetahui bagaimana museum vulkanologi menyosialisasikan dan mengantisipasi letusan gunung btur yang akan berdampak pada            masyarakat setempat.
4.4    Manfaat penelitian
Adapun manfaat karya tulis ini sebagai berikut:
1)   Mendekatkan dan membandingkan ilmu pengetahuan yang diperoleh siswa di bangku sekolah dengan kehidupan nyata melalui  pengamatan                                           langsung ke lapangan dan museum vulkanaologi.
2)   Menumbuhkan kesadaran di kalangan siswa pada khususnya dan masyarakat pada umumnya tentang pentingan peranan museum vulkanologi.
3)   Memberikan pengetahuan tambahan bagi guru dan siswa sehingga dapat di implementasikan dalam kegiatan belajar mengajar.
V.      BAB V KAJIAN PUSTAKA
5.1    Pengertian Gunung Api
Gunung api diartikan sebagai tempat keluarnya magma kepermukaan bumi membentuk suatu kerucut terpancung yang mana dipuncaknya terdapat kawah dan kadang kadang kawah itu terisi danau ( Danau Kawah). Magma adalah suatu cairan pijar terdapat didalam lapisan kulit bumi dengan suhu 1000 derajat,mempunyai sifat fisika dan kimia tertentu yang terdiri dari unsur-unsur yang bila membeku disebut batuan beku.
Perbedaan gunung api dengan gunung,bukit dan pegunungan tidak berapi adalah pada daerah gunung api akan terdapat perbedaan yang dicirikan oleh adanya mata air panas,adanya bekas letusan,adanya sumber-sumber uap sering berbau belerang dan adanya kerucut di sekitar puncaknya.
5.2    Panel Tipe Erupsi Atau Type Of Eruption
Menurut kuat lemahnya lava,tinggi rendahnya tekanan gas dan kedalaman dapur magmanya maka gunung api dibagi menjadi beberapa tipe letusan. Pertama, Tipe Hawai / Hawaiian Type, Erupsi eksplotif dari magma basaltic atau mendekati basalt, umumnya berupa semburan lava pijar dan sering diikuti leleran lava secara simultan, terjadi pada celah atau kepundan sederhana pada gunung api yang memiliki lava encer,tekanan gas rendah dan kedalaman dangkal.
Kedua, Tipe Stromboli / Strombolian Type, Erupsi hampir sama dengan tipe hawai berupa semburan lava pijar dari magma yang dangkal pada umumnya terjadi pada gunung api sering aktif di tepi benua / tengah benua. Tipe ini memiliki lava encer, tekanan dan kedalaman yang sedang.
Ketiga, Tipe Vulkano / Volcanic Type, Erupsi magmatis berkomposisi adensit basalt sampai dasit, umumnya melontarkan bom vulkanik disekitar kawah dan sering disertai bom kerak roti / permukaan retak-retak. Material yang dierupsikan tidak selalu berasal dari magma tetapi bercampur dengan batuan samping berupa titik. Memiliki lava, kedalam dan tekanan gas yang sedang.
Keempat, Tife merapi/merapi type, memiliki lava kental dan sedang,dengan kedalaman yang dangkal dan tekanan gas yang rendah. Tipe ini letusannya menghasilkan kubah lava dan awan panas guguran.
Kelima, Tipe Pele /Pelean Type, memiliki lava encer dengan tekanan gas dan kedalaman dapur magma yang sedang dan hasil letusannya berupa aliran piroklatik.
5.3    Panel bentuk gunung api/volcanic structure.
Ada beberapa bentuk gunung api yaitu pertama, bentuk kerucut (strato) tersusun dari batuan hasil letusan gunungapi yang menumpuk seperti endapan piroklastik/lava, 2) Bentuk kaldera(caldera) Kawah yang sangat besar, terjadi akibat letusan yang sangat dahsyat,sehingga saat Letusan terjadi penurunan tubuh gunung api dan amblas membentuk suatu lubang  Raksasa, dengan diameter minimal 2 km,
Kedua, Mar (Maar), terbentuk dari kawah yang dihasilkan oleh suatu letusan kuat akibat letusan yang disebabkan oleh uap gas vulkanik yang terbentuk karena adanya persentuhan menembus lapisan batuan dengan air tanah, sehingga terjadilah suatu letusan cukup kuat membentuk kawah.
Ketiga bentuk Kubah, Tersusun dari batuan lava  yang pada saat diendapkan masih cair,sehingga tidak berbrntuk kerucut yang tinggi, bentuknyaakan berlereng landai dan susunannya bersifat basaltic.
5.4    Kehidupan Masyarakat Di Daerah Gunung Batur
Berdasarkan catatan demografi, Penduduk yang bermukim di kawasan gunung Batur berpropesi sebagai  pedagang, petani, buruh, pelayanan  wisatawan termasuk perhotelan dan restoran. Sebagian besar beragama Hindu yang taat, sehingga banyak ditemui tempat peribadatan (pura) di kawasan gunung Batur, termasuk di dalam kaldera.  Kawasan gunung Batur sendiri termasuk wilayah Kecamatan Kintamani, yang jumlah penduduknya (sampai akhir Oktober 2001) sebanyak 85.003 orang. Berdasarkan data Kawasan Rawan Bencana gunung Batur (1997), jumlah penduduk yang bermukim di dalam Kawasan Rawan Bencana gunung Batur sebanyak 16.625 orang.
Selain memberikan dampak bencana ketika terjadi aktivitas vulkanis di gunung Batur, sisi positif keberadaan gunungapi ini juga dapat kita lihat berupa inventarisasi Sumberdaya Cadangan bahan galian produk erupsi gunung Batur masa lampau berupa pasir dan kerikil (sirtu) yang tersebar di dalam kaldera, yang ditambang oleh masyarakat, secara tradisional,  terutama di bagian utara dan baratlaut dari puncak. Cadangan lainnya berupa endapan leleran lava purna pembetukkan kaldera yang penyebarannya hampir mengelingi kawah-kawah gunung Batur dan terbatas di dalam kaldera. Cadangan lainnya lagi adalah endapan ignimbrit gunung Batur yang tersebar luas di luar kaldera, ditambang sebagai bahan bangunan, bahan kerajinan seni. Selain cadangan mineral, sumber daya lainnya berupa mata air panas yang lokasinya di Toyobangkah di dalam kaldera, dan Obyek wisata di kawasan gunung Batur, meliputi pendakian kawah-kawah gunung Batur, Danau Batur, panorama Panelokan, dan upacara keagamaan.
5.5    Pemantauan aktivitas vulkanis gunungapi Batur Bali
Aktivitas vulkanis gunungapi merupakan salah satu bentuk bencana alam kebumian yang menyertai kehidupan manusia.  Contoh aktivitas vulkanis yang menimbulkan bencana seperti erupsi material vulkanik, leleran lahar, semburan awan panas, semburan gas beracun, dan lain-lain. Telah banyak sekali catatan mengenai bencana alam gunungapi ini disertai dengan dampak negatif yang ditimbulkannya terhadap manusia baik untuk segi materi dan imateri.  Upaya untuk mereduksi dampak negatif yang mungkin timbul dari bencana dilakukan dengan cara monitoring aktivitas vulkanis gunungapi, dan selanjutnya dilakukan upaya mitigasi.
Di Indonesia, mengingat jumlah gunungapi tergolong relatif cukup banyak, bahaya letusan gunungapi harus mendapatkan perhatian yang serius baik dari pihak  pemerintah maupun masyarakat. Indonesia mempunyai 129 gunungapi aktif serta 271 buah titik erupsi yang merupakan konsekuensi dari interaksi dan tumbukan antara beberapa lempeng kerak bumi. Dengan jumlah penduduk sekitar 200 juta, dan juga kenyataan bahwa Pulau Jawa yang penduduknya paling padat juga mempunyai gunungapi yang paling banyak, maka tidak dapat dipungkiri bahwa bahaya letusan gunungapi adalah sesuatu yang nyata bagi rakyat Indonesia. Menurut [Katili & Siswowidjojo, 1994], sekitar 10% penduduk Indonesia tinggal di wilayah yang terancam bahaya letusan gunungapi, dan sekitar 3 juta orang yang tinggal di daerah bahaya. Oleh sebab itu pemantauan aktivitas gunungapi di Indonesia haruslah selalu dilaksanakan secara maksimal dan terus menerus, salah satunya di gunungapi Batur yang merupakan salah satu gunungapi aktif yang berada di daerah Bali.
Metode yang saat ini telah digunakan untuk pemantauan aktivitas gunungapi Bali diantaranya metode metode seismik, metode pengukuran kandungan sulfur pada Danau kawah, pengukuran suhu Danau kawah, dan metode pemantauan deformasi dengan menggunakan Sipat Datar, EDM dan GPS. Tim pemantau utama adalah DVMBG, yang bekerjasama dengan berbagai institusi baik nasional maupun internasional, diantaranya dengan KK Geodesi FTSL ITB.
Untuk memantau aktivitas seismik di Gunung Batur, Direktorat Vulkanologi (DVMBG) bekerja sama dengan institusi internasional telah memasang stasiun pengamat gempa (seismograf) di sekitar kawah Gunung Batur,  kemudian datanya dikirim secara otomatis melalui telemetri.  Metode seismik yang menggunakan sensor seismometer ini pada dasarnya digunakan untuk mengevaluasi aktivitas yang terjadi di dalam gunung api.
Pemantauan kandungan kadar sulfur dan suhu di danau kawah Batur secara rutin dilakukan oleh pihak DVMBG.  Adanya peningkatan konsentrasi kandungan gas dan peningkatan suhu kawah menjadi indikator adanya peningkatan aktivitas vulkanis gunungapi.
Disamping metode seismik dan monitoring kandungan sulfur serta suhu kawah, Pihak DVMBG bekerjasama dengan institusi lain seperti KK Geodesi ITB telah memanfaatkan metode deformasi seperti sipat datar, EDM dan GPS, untuk memantau aktivitas gunungapi. Metode ini dianggap punya potensi yang sangat besar untuk berkontribusi dalam pemantauan aktivitas gunung api. Metode ini pada dasarnya ingin mendapatkan pola dan kecepatan dari deformasi permukaan gunung api, baik dalam arah horisontal maupun vertikal. 
5.6    Profile Museum Gunung Api Batur
Museum Gunung Api Batur merupakan tempat penyimpanan benda-benda yang mempunyai sifat sejarah dan berfungsi sebagai pusat informasi media ilmu pengetahuan seperti : a) informasi geologi secara umum, b) Sarana pendidikan tentang kegunung apian, dan c) Sebagai obyek tujuan wisata.
Museum ini berlokasi di areal parkir obyek wisata Penelokan Kintamai, Bali, Indonesia atau sekitar ± 20 Km sebelah utara kota Bangli. Museum ini dibangun tiga tahap dengan biaya ’patungan’ Pemerintah Kabupaten Bangli, Propinsi Bali, dan Pusat Departemen ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral). Dinamakan Museum Gunung api batur karena lokasi museum yang berdekatan dengan Gunung Batur dan juga berfungsi sebagai Pos Pengamatan Gunung Berapi di Bali. Gunung Batur merupakan salah satu bentuk kekayaan alam yang dimiliki Kabupaten Bangli yang masih aktif sampai saat ini.
Gunung Batur memiliki keindahan tersendiri diantaranya adalah kaldera yang sangat indah sehingga sangat terkenal di kalangan wisatawan baik domestik maupun manca negara. Untuk memvisualisasikan keindahan gunung Batur ini maka pemerintah pusat bekerja sama dengan pemerintah propinsi Bali dan pemerintah Kabupaten Bangli untuk mewujudkan pembangunan museum Gunung Api Batur. Pemerintah menunjuk suatu Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Bappeda) Bangli sebagai pelaksana proyek sedangkan untuk pengelolaan Museum Gunung Api Batur diserahkan kepada profesional oleh sebuah badan yang dibentuk oleh Pemkab Bangli.
Prasarana berupa perhubungan, meliputi jalan raya, dan terminal, sudah dapat di tempuh menggunakan segala jenis kendaraan, dan kekurangannya adalah tidak adanya sarana angkutan umum yang menuju ke lokasi museum. Sistem telekomunikasi seperti telepon, pos, telegraf, faksimili, Hotspot Internet sudah tersedia. Keamanan, pendidikan dan hiburan pun juga dapat dinikmati. Transportasi, bekerjasama dengan perusahaan perjalanan transportasi seperti Travel Agent, terutama Transportasi Angkutan Wisata. Fasilitas, ruang pertemuan bagi para peneliti atau ilmuwan, Ruang koleksi yang memamerkan hasil letusan gunung batur, Game tentang gunung api yang menceritakan bagaimana awalnya letusan gunung api. Teknologi, Real Time camera dan teropong yang dipakai meneropong Gunung Agung dan Gunung Batur yang hingga kini masih mengeluarkan asap dan untuk memantau kondisi dua gunung tersebut setiap hari. volcano map, Peta gunung api Indonesia yang masih aktif dan gunung api di dunia, dengan menekan tombol yang ada pada volcano map Gunung Berapi yang masih aktif dapat diketahui.
5.7    VolcanoTalks Gunung api Batur Museum
VolcanoTalks Gunung api Batur Museum yang masih dalam proses pembangunan ini mempunyai konsep desain Geo science yang meliputi preservasi, konservasi, koleksi, sarana edukasi dan rekreasi tentang hal-hal yang berkaitan dengan gunung berapi. Hal tersebut akan dikembangkan berdasarkan nilai sejarah, kebudayaan serta mitos yang dimiliki oleh lingkungan sekitarnya. Pembangunannya akan dilanjutkan secara bertahap dan akan disesuaikan pula dengan ciri arsitektur lokal – khas Bali. Di ruangan utama terdapat layar peta gunung berapi di Indonesia dan dunia yang mempunyai lampu-lampu kecil berwarna yang terhubung dengan panel tombol-tombol di hadapan kedua peta tersebut.  Dari fasilitas ini kita dapat mengetahui bahwa di Indonesia ternyata ada 129 gunung berapi yang semuanya masih aktif.
VI.   BAB VI METODE PENELITIAN                 
6.1    Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan tujuan mengetahui dampak letusan gunung api terhadap masyarakat setempat. Penelitian ini dilakukan oleh kelompak IS,siswa jurusan IPS yang berjumlah 10 orang di pusat museum gunung api batur yang terletak dikabupaten Bangli,kecamatan Kintamani. Waktu dilaksanakannya penelitian adalah hari senin,20 Desember 2010. waktu observasi dilakukan selama waktu yang disepakati oleh siswa dan petugas museum gunung api batur.
6.2    Variabel Penelitian
Adapun yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah pusat informasi museum gunung api batur dan dampak gunung api batur terhadap masyarakat setempat.variabel-variabel sudah ada dan terjadi dikawasan tersebut.dalam hal ini tim peneliti akan melakukan observasi dan wawancara terhadap masyarakat setempat untuk mendapatkan informasi yang sejelas-jelasnya terhadap variabel yang dimaksud.
6.3    Teknik pengumpulan data
Data atau informasi yang dikumpulkan dalam proposal ini terdiri dari kegiatan yang akan dilakukan pada museum vulkanologi gunung api batur dan peranan museum vulkanologi gunung api batur. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data atau informasi, meliputi metode observasi, dokumentasai, wawancara, dan telaah pustaka. Metode observasi dilakukan untuk mendapatkan data atau informasi tentang peranan dan fungsi museum vulkanologi gunung api batur, Museum vulkanologi gunung api batur serta pengaruhnya terhadap kawasan disekitar Kintamani dengan mengmati langsung ketempat lokasi. Metode dokumentasi yang digunakan untuk mengumpulkan data – data yang diperoleh untuk melakukan dokumentasi ( mengambil gambar ) kondisi objektif di kawasan tersebut.
Sedangkan metode wawancara (Tanya jawab) dilakukan dengan melakukan audensi dengan staf pemimpin dan karyawan Museum vulkanologi gunung api batur berkaitan dengan kegiatanya. Sedangkan metode telaah pustaka dilakukan dengan mengkaji berbagai buku – buku teks unti\uk memperoleh data atau informasiyang relevan dengan masalah tersebut.
6.4    Instrumen penelitian
Adapun beberapa instrumen penelitian yang digunakan antara lain : lembar observasi untuk membantu metode observasi , pedoman wawancara untuk membantu wawancara. Catatan khusus untuk membantu metode dokumentasi. Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, disajikan dalam bentuk table :


No
Variabel Dan Subvariabel Penelitian
Hasil
1.
Karakteristik Gunung Batur


a)     Struktur gunung batur dari masa ke masa


b)     Keadaan kaldera dari masa ke masa


c)     Kondisi danau batur


d)    Sejarah letusan gunung batur


e)     Jenis letusan/erupsi gunung batur dari masa ke masa


f)      Jenis bencana dan korban jiwa yang ditimbulkan

2.
Sosialisasi Antisipasi Bencana kepada Masyarakat


a)     Perencanaan sosialisasi


b)     Mekanisme sosialisasi


c)     Komunikasi dengan pihak terkait


d)    Upaya mengoptimalkan sosialisasi


            Dalam penelitian ini digunakan juga metode wawancara.oleh karena itu dipersiapkan daftar pertanyaan yang memperkuat dan berkaitan dengan karakteristik gunung batur,maka dilakukan wawancara dengan nara sumber dilokasi penelitian.adapun pedoman wawancara pada tabel berikut:
No
Pertanyaan
Jawaban
1.
Bagaimana perkembangan gunung api batur dari tahun ketahun?

2.
Sarana apa saja yang ada sebagai pendukung penyajian informasi mengenai gunung batur kepada masyarakat setempat?

3.
Bagaimana peranan museum gunung api batur dalam upayanya mensosialisasikan kepada masyarakat setempat?

4.
Upaya apa yang dilakukan museum pada masyarakat jika sewaktu-waktu terjadi gejala-gejala letusan gunung batur?

5.
Informasi apa sajakah yang dapat diperoleh dari museum ini?

6.5    Teknik Analisis Data
Data yang telah terkumpul dari lembar observasi,yang berupa catatan atau alat-alat khusus,dan data dari hasil wawancara,dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif.dalam hal ini,data atau informasi dideskripsikan dengan menguraikan fakta-fakta atau data-data serta dicari relevansinya atau dikonfirmasikan berdasarkan hasil daftar pustaka.selanjutnya dari hasil pengolahan data tersebut ditarik kesimpulan sesuai dengan permasalahan pada karya tulis.

DAFTAR PUSTAKA
-Anonim. 2009. Sejarah Museum Gunung Api Batur. dalam http:/ads3.kompasads.com     diuduh 2 november 2009
-Anonim.2010. Implikasi Wisata. dalam http:/pariwisata dan            teknologi.blogspot.com/2010/11
-Arina DW. VOLCANO TALKS. museum gunung api batur.
-Tanudidjaja Moh.Ma’mur. 1995. Ilmu Pengetahuan Bumi Dan Antariksa.  Jakarta: Departement pendidikan dan kebudayaan

Tidak ada komentar: