GEDE PUTRA ADNYANA: BARBAGI UNTUK SALING MENGERTI DAN MEMAHAMI DEMI KEMULIAAN SEMUA MAKHLUK

Fungsi dan Peran Museum Vulkanologi Batur serta Upaya Menyosialisasikan Bahaya Gunung Berapi Kepada Masyarakat sekitarnya (Proposal Penelitian Karya Wisata dan Dharma Yatra SMAN 1 Banjar 2010)

I.         PENELITI
Kelompok-14, Kelas XII-IPS, Ida Ayu Kade Ratningsih, dkk.
II.      JUDUL PENELITIAN
Fungsi dan Peran Museum Vulkanologi Batur serta Upaya Menyosialisasikan Bahaya Gunung Berapi Kepada Masyarakat sekitarnya
III.   LOKASI PENELITIAN
Museum Gunung Api Batur, di Desa Panelokan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali-Indonesia.
IV.   PENDAHULUAN
4.1         Latar Belakang
Berdasarkan data dari BMKG nasional Indonesia, negara Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah gunung terbanyak di dunia. (Huteri Manza, 2010 (dalam 36 Rekor Hebat Indonesa) tercatat bahwa Indonesia memiliki kurang lebih 400 gunung berapi. Namun yang masih aktif saat ini adalah sebanyak 130 gunung berapi. Jumlah ini merupakan 10% dari jumlah gunung berapi di dunia. Ke-130gunung berapi yang aktif di Indonesia tersebut, tersebar pada masing-masing provinsi di Indonesia salah satunya adalah di provinsi Bali.
Provinsi Bali merupakan gugusan pulau-pulau kecil membujur di selatan khatulistiwa.Daerah ini disebut sebagai kepulauan Sunda kecil.Kepulauan Sunda kecil merupakan daerah barisan gunung berapi aktif. Dua gunung berapi yang aktif diantaranya terdapat di daerah Bali yaitu Gunung Agung (3.142 m) dan Gunung Batur (1.717 m).
Gunung Batur merupakan gunung tertinggi kedua dan merupakan gunung aktif kedua setelah gunung Agung yang terdapat di kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali-Indonesa. Tepatnya terletak pada barat laut gunung Agung. Gunung ini memilki Kaldera berukuran 13,8 x 10 km dan merupakan salah satu yang terbesar dan terindah di dunia (Van Bammelen, 1949). Kaldera gunung Batur diperkirakan terbentuk akibat 2 letusan besar 29.300 dan 20.150 tahun yang lalu. Letusan dari gunung Batur  tersebut menimbulkan banyak kerugian bagi masyarakat pada umumnya disamping juga memberikan dampak positif.
Dampak dari letusan gunung berapi  tersebut biasanya tergantung dari besar kecilnya dari letusan gunung itu sendiri. Semakin besar letusan maka semakin luas daerah yag akan merasakan dampaknya. Ada beberapa kerugian yang  dirasakan oleh masyarakat di sekitarnya misalnya dari segi kesehatan terjadi luka bakar, cedera akibat tertimpa ataupun terkena bebatuan yang keluar dari letusan tersebut. Kemudian dari segi ekonomi banyak pemukiman dan juga daerah pertanian, perkebunan, atau peternakan yang mengalami kerugian akibat tertimbun bahan material maupun abu vulkanik sehingga tidak dapat difungsikan lagi. Selanjutnya dari segi perhubungan banyak transportasi lalu lintas darat maupun udara terganggu yang dapat mengakibatkan banyak terjadi kecelakaan. Disamping menimbulkan kerugian di satu sisi letusan gunung berapi juga memberikan dampak posottif diantaranya daerah di sekitar letusan tanahnya mejadi subur karena mengalami pelapukan, bahan material sisa letusan gunung berapi dapat dimanfaatkan sebagai bahan bangunan seperti pasir, krikil, batu, dan lain sebagainya.    
Dari dampak tersebut di atas kerugianlah yang paling banyak dirasakan oleh masyarakat pada umumnya. Maka untuk menanggulangi ancaman dari bencana gunung berapi yang terjadi maupun yang akan  terjadi ada beberapa upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk meminimalisasi dampak tersebut salah satunya yaitu mendirikan Museum Vulcanologi. Museum Vulcanologi ini sangat berperan di dalam mensosialisasikan aktifitas vulkanis yang terjadi sehingga diharapkan bisa meminimalisasi dampak bencana merapi yang akan terjadi di kawasan tersebut.
Melihat pentingnya peran dari Museum Vulcanologi yang terdapat di di Desa Panelokan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, maka dianggap penting untuk mengupas fungsi, kegunaan serta peran keberadaan Museum Vulcanologi Batur dalam mensosialisasikan bencana alam.
4.2    Rumusan masalah
Dari uraian latar belakang diatas dapat dirumuskan beberapa masalah diantaranya:
1)   Apa saja fungsi dan kegunaan keberadaan Museum Vulcanologi Batur di Desa Panelokan, Kecamatan Kintamani?
2)   Bagaimana peran keberadaan Museum Vulcanologi Batur dalam mensosialisasikan  bencana alam yang terjadi  kepada masyarakat?
4.3    Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan karya tulis ini antara lain:
1)   Untuk mengetahui  saja fungsi dan kegunaan keberadaan Museum Vulcanologi Batur di Desa Panelokan, Kecamatan Kintamani.
2)   Untuk mengetahui  peran keberadaan Museum Vulcanologi Batur dalam mensosialisasikan  bencana alam yang terjadi  kepada masyarakat.
4.4    Manfaat
Adapun manfaat dari tulisan ini yaitu:
1)   Sebagai ilmu pengetahuan tentang  seluk beluk kegunungapian
2)   Sebagai media informasi kepada pihak-pihak tertentu  bahwa terdapat wahana informasi tentang kegunungapian yaitu museum Vulcanologi Batur di Kintamani Bangli, Bali.
3)   Sebagai media sosialisasi langsung mengenai bencana alam gunung berapi kepada masyarakat.
V.      KAJIAN PUSTAKA
5.1    Pengertian Museum
Museum, berdasarkan definisi yang diberikan International Council of Museums disingkat ICOM, adalah institusi permanen, nirlaba, melayani kebutuhan publik, dengan sifat terbuka, dengan cara melakukan usaha pengoleksian, mengkonservasi, meriset, mengomunikasikan, dan memamerkan benda nyata kepada masyarakat untuk kebutuhan studi, pendidikan, dan kesenangan. Karena itu ia bisa menjadi bahan studi oleh kalangan akademis, dokumentasi kekhasan masyarakat tertentu, ataupun dokumentasi dan pemikiran imajinatif di masa depan dan sejak tahun 1977 tiap tanggal 18 Mei diperingati sebagai Hari Museum Internasional.
Museum adalah sebuah lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat, dan terbuka untuk umum. Tugas museum adalah memperoleh, merawat, menghubungkan, dan memamerkan artefak-artefak perihal jati diri manusia dan lingkungannya untuk tujuan-tujuan studi, pendidikan, dan rekreasi. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1995 museum adalah lembaga, tempat penyimpanan, perawatan, pengamanan, dan pemanfaatan benda-benda bukti material hasil budaya manusia, alam, dan lingkungannya guna menunjang upaya perlindungan dan pelestarian kekayaan budaya bangsa.
Museum dalam menjalankan aktivitasnya, mengutamakan dan mementingkan penampilan koleksi yang dimilikinya. Setiap koleksi merupakan bagian integral dari kebudayaan dan sumber ilmiah.  Museum dapat didirikan oleh Instansi Pemerintah, Yayasan, atau Badan Usaha yang dibentuk berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku di Indonesia. Misalnya Surat Keputusan bagi museum pemerintah dan akte notaris bagi museum swasta. Bila perseorangan ingin mendirikan museum, maka terlebih dulu harus membentuk yayasan.
Adapun persyaratan berdirinya sebuah museum meliputi, 1) Lokasi museum, harus strategis, mudah dijangkau, dan sehat (tidak terpolusi, bukan daerah yang berlumpur/tanah rawa), 2) Bangunan museum, dapat berupa bangunan baru atau memanfaatkan gedung lama. Harus memenuhi prinsip-prinsip konservasi agar koleksi museum tetap lestari. Bangunan museum minimal terdiri atas dua kelompok, yaitu bangunan pokok (pameran tetap, pameran temporer, auditorium, kantor, perpustakaan, laboratorium konservasi, dan ruang penyimpanan koleksi) dan bangunan penunjang (pos keamanan, kios cenderamata, kantin, toilet, tempat parkir), 3) Koleksi, harus (1) mempunyai nilai sejarah, nilai ilmiah, dan nilai estetika, (2) harus diterangkan asal-usulnya secara historis, geografis, dan fungsinya, (3) harus dapat dijadikan monumen jika benda tersebut bangunan, (4) dapat diidentifikasi mengenai bentuk, tipe, gaya, fungsi, makna, asal secara historis dan geografis, genus (untuk biologi), atau periode (untuk geologi), (5) harus dapat dijadikan dokumen dan dapat dijadikan bukti bagi penelitian ilmiah, (6) harus merupakan benda asli, bukan tiruan, (7) harus merupakan benda yang memiliki nilai keindahan (masterpiece), dan (8) harus merupakan benda yang unik, yaitu tidak ada duanya, 4) Peralatan museum, harus memiliki sarana dan prasarana berkaitan erat dengan kegiatan pelestarian, seperti vitrin, sarana perawatan koleksi (AC, dehumidifier), pengamanan (CCTV, alarm), lampu, label, dan lain-lain, 5) Organisasi dan ketenagaan, sekurang-kurangnya terdiri atas kepala museum, bagian administrasi, pengelola koleksi (kurator), bagian konservasi (perawatan), bagian penyajian (preparasi), bagian pelayanan masyarakat, bimbingan edukasi, dan pengelola perpustakaan, dan 6) Sumber dana tetap, untuk penyelenggaraan dan pengelolaan museum.
5.2    Sejarah Perkembangan Museum
Secara etimologis, museum berasal dari kata Yunani, mouseion, yang sebenarnya merujuk kepada nama kuil untuk sembilan Dewi Muses, anak-anak Dewa Zeus yang melambangkan ilmu dan kesenian. Bangunan lain yang diketahui berhubungan dengan sejarah museum  adalah bagian kompleks perpustakaan yang dibangun khusus untuk seni dan sains, terutama filosofi dan riset di Alexandria oleh Ptolemy I Soter pada tahun 280 SM.
Museum berkembang seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan manusia semakin membutuhkan bukti-bukti otentik mengenai catatan sejarah kebudayaan. Di Indonesia, museum yang pertama kali dibangun adalah Museum Radya Pustaka. Selain itu dikenal pula Museum Gajah yang dikenal sebagai yang terlengkap koleksinya di Indonesia, Museum Wayang, Persada Soekarno, Museum Tekstil serta Galeri Nasional Indonesia yang khusus menyajikan koleksi seni rupa modern Indonesia.
5.3    Jenis, Fungsi  dan Kegunaan Museum
Pada umumnya jenis museum dapat dibagi menjadi dua yaitu,  Museum umum museum ini koleksinya terdiri atas kumpulan bukti material manusia dan lingkungannya yang berkaitan dengan berbagai cabang seni, disiplin ilmu, dan teknologi. Kedua, museum khusus adalah  museum yang koleksinya terdiri atas kumpulan bukti material manusia atau lingkungannya yang berkaitan dengan satu cabang seni, cabang ilmu atau satu cabang teknologi. Museum berdasarkan kedudukannya terdiri atas  museum  nasional, museum  provinsi, dan museum  lokal. Museum berdasarkan penyelenggaraannya terdiri atas museum pemerintah dan museum swasta.
Fungsi dan kegunaan museum kaitannya dengan kegunungapian memiliki fungsi: 1) reservasi artinya museum sebagai tempat untuk mengistimewakan, menggolongkan benda atau obyek-obyek yang memiliki nilai-nilai sejarah, 2) konservasi artinya museum digunakan sebagai balai penyelamatan atau pemeliharaan situs-situs, benda-benda yang bernilai sejarah dan budaya, 3) koleksi artinya bahwa museum memiliki fungsi dan kegunaan sebagai tempat pengumpulan benda , situs, serta obyek yang memiliki nilai sejarah dan budaya, 4) rekreasi artinya museum juga bisa dijadikan sebagai media hiburan yang dapat memberikan serta menghadirkan benda-benda yang memiliki nilai sejarah dan budaya, 5) edukasi artinya museum dapat dijadikan media dan sarana untuk menambah dan mengembangkan wawasan ilmu pengetahuan kaitannya dengan kegunungapian.
Disamping itu museum gunung api dapat dijadikan sebagai pusat peningkatan pemahaman konstruktif tentang gunung api, pusat pengembangan ilmu kegunungapain, dan menjadi pusat pengembangan potensi wisata alam yang berbasis edukatif dan rekreasi.
5.4    Vulcanologi dan Museum Vulcanologi
Vulcanologi merupakan studi tentang gunung berapi, lava, magma, dan fenomena geologi yang berhubungan. Seorang ahli vulkanologi adalah orang yang melakukan studi pada bidang ini. Istilah vulkanologi berasal dari Bahasa Latin Vulcan, dewa api Romawi.
Para ahli vulkanologi sering mengunjungi gunung berapi, terutama yang masih aktif, untuk mengamati letusan gunung berapi, mengumpulkan produk letusan termasuk contoh tephra (seperti abu, ash atau batu apung, pumice), batuan, dan lava. Tujuan utama dari penyelidikan adalah perkiraan letusan; pada saat ini belum ada cara yang akurat untuk melakukan hal ini, tetapi memperkirakan letusan, seperti halnya memperkirakan gempa bumi, dapat menyelamatkan banyak jiwa. Seorang ahli vulkanologi mempelajari pembentukan gunung berapi dan letusannya saat ini serta sejarah letusannya.
Dalam abad modern museum memiliki arti yang lebih luas sebagai salah satu pusat kebudayaan dan ilmu pengetahuan. Kaitannya dengan ilmu kegunungapian museum gunung api sering disebut dengan nama museum Vulkanologi yang memiliki fungsi sebagai reservasi, konservasi, koleksi, rekreasi dan edukasi. Museum  gunung api dapat dijadikan sebagai pusat peningkatan pemahaman konstruktif tentang gunung api baik dari proses gunung terbentuk sampe pada bagaimana proses meletusnya, juga sebagai pusat pengembangan ilmu kegunungapian. Disamping itu juga bisa dimanfaatkan sebagai pusat pengembangan potensi wisata alam yag berbasis rekreatif dan edukatif.
5.5    Bencana Alam
Bencana alam merupakan konsekuensi dari kombinasi aktivitas alami (suatu peristiwa fisik seperti letusan gunung berapi, gempa bumi, tanah longsor dan aktivitas manusia karena ketidakberdayaan manusia akibat kurang baiknya manajemen keadaaan darurat, sehingga menyebabkan kerugian dalam bidang keuangan dan struktural, bahkan sampai kematian.
Kerugian yang dihasilkan tergantung pada kemampuan untuk mencegah atau mengihindari bencana dan daya tahan mereka.pemahaman ini berhubungan dengan pernyataan “ bencana muncul bila ancaman bahaya bertemu dengan ketidakberdayaan”. Besar kecilnya potensi kerugian yang ditimbulkan tergantung pada bentuk bahayanya sendiri. Mulai dari kebakaran yang mengacam bangunan indiviual, sampai pada peritiwa tubrukan meteor besar yang berpotensi mengakhiri peradaban umat manusia.
Namun demikian daerah yang memiliki tingkat bahaya tinggi serta memiliki kerantanan yang juga tinggi tidak akan memberi dampak yang hebat/ luas jika manusia yang berada disanamemiliki ketahanan terhadap bencana.Ketahanan bencana merupakan evalusai kemampuan sistem dan infrastruktur-infrastruktur untuk mendeteksi, mencegah dan menangani tantangan-tantangan yang serius yag hadir.
5.6    Bencana Alam Vulkanik    
Vulkanisme adalah peristiwa alam akibat adanya aktivitas magma. Relief bentuk muka bumi indonesia sangat heterogen, hal ini salah satunya diantaranya diakibatkan oleh peritiwa vulkanisme. Dan dengan tekanan yang sangat kuat magma bisa bergerak ke berbagai arah.  Bila magma tersebut bisa sampa keluar disebut dengan ekstrusi. Inilah yang melahirkan gunung berapi atau vulkan.
Ekstrusi maga adalah peristiwa penyusupan magma hingga mencapai permukaan bumi hingga mencapai permukaan bumi dan membentuk gunung api yang terjadi bila tekanan gas cukup kuat dan ada retakan pada kulit bumi. Magma yag keluar hingga dipermukaan bumi disebut erupsi. Ketika terjadi erupsi saat itulah terjadi letusan gunung berapi.
Letusan gunung berapi yang terjadi akibat erupsi dan magma yang terdapat didalam perut gunung akan memuntahkan bahan-bahan material seperti, lahar, awan panas, batu-batuan dan lain sebagainya. Apabila terjadi letusan gunung berapi maka akan berpengaruh terhadap daerah disekitarnya akibat dari bahan material yang disemburkannya. Disamping menimbulkan korban jiwa dan material, juga dapat menggangu dalam hal kesehatan terjadinya luka bakar, sesak napas, membutakan penglihatan, tertimpa atau tertimbun bebatuan, dan sebagainya. Disamping itu juga dari segi transportasi juga dapat menggangu penglihatan sehingga bayak terjadi kecelakaan.
VI.   Metodologi Penelitian
6.1    Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kulaitatif dgn tujuan: (1) untuk mengetahui   fungsi dan kegunaan keberadaan Museum Vulcanologi Batur di Desa Panelokan, Kecamatan Kintamani. (2) Untuk mengetahui  peran keberadaan Museum Vulcanologi Batur dalam mensosialisasikan  bencana alam yang terjadi  kepada masyarakat. Penelitian ini di lakukan oleh kelompok siswa jurusan ilmu sosial yg berjumlah 8 orang di museum vulcanologi batur penelokan,bangli,bali. Waktu dilaksanakan penelitian 20 Desember 2010. Waktu observasi dilaksanakan selama 2 jam yg telah disepakati oleh siswa dan petugas nuseum vulcanologi batur.
6.2    Definisi Oprasionl Variabel Penelitian
Adapun definisi oprrasioanl variabel dalam penelitian ini adalah;
1)   Museum vulkanologi adalah salah satu pusat kebudayaan dan pengetahuan yang memberikan informasi kaitannya dengan kegunungapian.
2)   Fungsi dan kegunaan museum adalah sebagai reservasi, konservasi, koleksi, dan edukasi.
3)   Peran museum vulkanologi sebagai media sosialisasi bencana alam maksudnya adalah bahwa museum dapat dijadikan sebagai wahana untuk memperoleh informasi kaitannya dengan kegunungapian.
6.3    Subyek dan Obyek Penelitian
1)   Subyek dalam penelitian ini adalah para karyawan yang bekerja di museum vulkanologi batur
2)   Obyek dalam penelitian ini adalah fungsi dan keguanaan museum vulkanologi batur dan peranannya dalam rangka mensosialisasikan bahaya gunung berapi kepada masyarakat.
6.4    Teknik Pengumpulan Data
Data atau imformasi yg dikumpulkan dalam karya tulis terdiri dari data primer dan data skunder. Metode yg digunakan untuk mengmpulkan data baik data primer maupun data skunder, meliputi metode observasi, dokumentasi, wawancara dan telaah pustaka.
No
Jenis data
Teknik pengumpulan data
Sember data
Instrument pengumpulan data
1
Data primer



Fungsi dan kegunaan museum
Wawancara observasi
Para karyawan museum
Lembar wawancara
Peran museum sebagai media sosialisasi
wawancara
Para karyawan Museum
Lembar wawancara
2
Data Skunder



Sarana prasarana pendukung museum
Dokumentasi dan telaah pustaka, observasi
Museum
Lembar observasi
6.5    Instrumen Penelitian

6.6    Teknik Analisis Data
            Adapun teknis yang digunakan dalam menganalisis masalah yang dikaji adalah sebagai berikut.
1.      Untuk masalah yang pertama dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif yaitu dengan mendeskripsikan secara mendalam dan sistematis mengenai peran dan kegunaan museum dari hasil wawancara dan observasi.
2.      Untuk masalah yang kedua dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif yaitu dengan mendeskripsikan secara mendalam dan sistematis mengenai peran dan kegunaan museum dari hasil wawancara dan observasi


Daftar Pustaka

Haryanto,Tri dan Anjayani,Eni. 2009.Geografi untuk kelas X SMA/ MA. Jakarta:
              PT.Cempaka Putih.
Gunawan,Totok, dkk.2004 Fakta dan Konsep Geografi untuk kelas 1 SMA.Jakarta.
   Ganeca Exact. 
Tamudidjaja,Moh. Ma’mur. 1994.Ilmu Pengetahuan Bumi Dan Antariksa untuk SMU.
   Jakarta, Perum Balai Pustaka.
www.baturmuseum.com. 2010. Diakses pada tanggal 30 November 2010
http:// id.wikipedia.org/wiki/gunung_berapi.2010. Diakses tanggal 1 Desember 2010

Tidak ada komentar: